Jumaat, 5 April 2013

petikan dari novel perang karya putu wijaya

masa hangat pru-13 ini saya sedang membaca novel berjudul PERANG karya putu wijaya...dan saya ingin kongsikan antara babak2 dan dialog yg menarik untuk kita renungi dan fahami.....petikan dari novel perang yang saya suka kongsikan.....
......""sakit itupun perlu,untuk mengingatkan bahwa kita ini juga punya kelemahan. kalah pun penting, untuk menyusun kemenangan baru yang lebih telak. jadi semua itu,hai anak pandu yg kedua,punya kegunaan masing2 , punya sasaran masing2 , asal kita bisa menempatkannya. Bagaimana kita menempatkan rasa sakit , bagaimana kita menempatkan kekalahan , lalu mempergunakan di hujung gada kita. Itulah beda kesatria dgn org kebanyakan. Rakyat jelata mengaduh kerana sakit. seperti yg di kerjakan raksasa itu tadi. Dia menangis , kerana dia tidak diajarkan menyalurkan rasa sakit itu dgn cara yg lain. Para kesatria mengolah rasa sakit, mengolah kekalahan itu sebagai tapabrata , lalu dari kesakitan dan kekalahan itu ia menjelma menjadi manusia lain. kalau dia berdagang, dia lalu menjadi pedagang besar, kalau dia berperang dia lalu menjadi pemimpin yang sakti. sedangkan rakyat jelata yg berhasil melatih dirinya mempergunakan rasa sakit dan kalah itu, dia bukan lagi rakyat jelata tetapi menjadi kesatria2. bukan kerana warisan, tetapi kesatria baru yg sama harganya dgn kesatria yg sakti2. semuanya itu terjadi berkat adanya musuh. kalau tidak ada musuh, buku sejarah kita sudah lama ditutup. Raden faham sekarang? itulah sebenarnya perintah dari kakakmu darmawangsa ketika menugaskan kamu melakukan pembersihan si rimba ini. Bukan hanya sekadar bunuh-bunuhan..faham sekarang..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan